Mantan Ketua PWI Tuba, Menanggapi Status WhatsApp Semi Yang Katanya Direktur Sekolah Seni Tubaba

Tubaba | suaranasionalnews.co.id – Mantan Ketua persatuan wartawan Indonesia (PWI) Tulang Bawang Rusdi Rifaie, SH menanggapi status WhatsApp Semi Ikra Anggara selaku Direktur Yayasan Sekolah Seni Tulang Bawang Barat (Tubaba) yang telah beredar di beberapa media online bulan Lalu. Sabtu (7/10/2023)

Rusdi dengan penuh rasa heran dan sangat menyayangkan apa motiv di balik perkataan seorang yang mengaku sebagai seniman dan budayawan ini, melalui status WhatsAppnya.

Jika memang kata-kata menghujat itu di tujukan hanya sebagai bentuk pelampiasan emosi lantaran ada pemberitaan yang di tulis oleh Jauhari wartawan media online ForRakyat.co.id Biro Tulangbawang Barat, maka ini merupakan suatu tindakan yang gegabah dan juga lucu karena ditinjau dari sudut wawasan Semi seorang direktur masih terlalu sempit.

“Semestinya tidak seperti itu, apa lagi dia dalam kapasitas sebagai Direktur sekolah seni yang identik dengan budaya, lalu seni Penjawatahan dari sikap kearifan, paham bahwa apa saja persoalan yang menjadi konsumsi publik sah-sah saja mendapat sorotan, baik yang berupa keritikan, saran pendapat dan lain sebagainya dari berbagai nara sumber.

Namun bila ditemukan tulisan itu merugikan atau pun terdapat hal-hal yang kontra produktif terhadap pihak objek pemberitaan, maka sesuai dengan yang telah di atur UU Pers, dapat dilakukan hak jawab melalui wartawan dan media yang bersangkutan,” ujar Rusdi yang juga salah satu instrumen pemekaran PWI Tubaba, seiring pemekaran Kabupaten Tubaba dari Kabupaten induk Tulangbawang.

Menurutnya, sangat keliru bila karena kesal pemberitaan yang ditulis wartawan dalam sebuah media yang di dapatkan dari Narasumber, lalu yang diserang pemilik medianya.

“Apa lagi sifatnya sudah menyerang dan menghujat, maka tindakan itu bisa saja dilanjutkan ke ranah hukum, kalau ada unsur sentimen pribadi, seingatnya belum pernah kenal dengan sang direktur tersebut.” Kata Rusdi

Seperti diketahui, dalam postingan statusnya itu terdapat penggalan kalimat yang bertuliskan sebagai berikut: “wartawan bodrek, pimred ideot n narasumber inkopeten harus bertanggung jawab tulisan yang telah dipublikasikan.”

Kemudian, ” sampah yg namanya forrakyat ini milik siapa? Tolong wa pribadi yah.”

Selanjutnya, “apa yang diharuskan bas? Saran gw loe gkusah iku2an jadi bagian framming media sampah! Supaya loe gkjadi sampah juga Abas Karta!!.” Tulis Semi di setatus WhatsApp yang beredar itu.

Rusdi Rifaie mengemukakan melalui pesan WhatsAppnya “dia itu siapa, mestinya dia ngaca diri dulu sebelum berbicara, jika memang dia orang yang intelektual tidak seperti itu cara bicaranya, kita bisa saja melaporkan dia, tapi sudahlah kita beri contoh bagaimana cara mengamalkan Agama, kebetulan saya baru sampai dari Malaysia karena menghadiri musyawarah yang diikuti 25 negara dan dari berbagai provinsi se-indonesia di Malaysia.” tukasnya.

Rusdi menambahkan, “jika memang dalam hal pemberitaan itu ada yang tidak benar ataupun tidak berkenan, dia punya hak jawab/kelaripikasi, panggil wartawan untuk meluruskan pemberitaan sesuai dalam UU Pers, ini ngapain dia nemen-nemen menghujat dan menyudutkan saya sebagai pimpinan media.” Inbuh Rusdi.

Sampai berita ini di terbitkan Semi selaku Direktur Yayasan Sekolah Seni Tulang Bawang Barat itu tidak memberikan hak jawab/kelaripikasinya. (can)