Ulama Besar Asal Purworejo Isi Pengajian Akbar di Tubaba

Tubaba | suaranasionalnews.co.id Pondok pesantren Al- Falah kelurahan Panaragan Jaya, kecamatan Tulang Bawang Tengah (TBT), kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) adakan pengajian akbar yang dipusatkan di pondok pesantren setempat dalam rangka Haflah Akhirussalam dan Haul Keluarga Besar Pondok pesantren Al- Falah pada Sabtu, 18 Pebruari 2023 malam.

Saat ditemui dilokasi acara ketua panitia Hi. Ramlan mewakili pemilik yayasan Hi. Wasito dan ketua umum Hi. Marsudi, menjelaskan tentang hal tersebut. Kegiatan yang berlangsung merupakan pengajian akbar pada peringatan Haflah Akhirussalam yang berlangsung dengan tertib dan khidmat.

“Ya kita adakan kegiatan pengajian, kali ini merupakan kegiatan pengajian akbar perdana pada pondok pesantren Al- Falah khataman sekaligus prosesi wisuda santriwan dan santriwati dari berbagai daerah “Ujarnya.

Selain itu tambahnya, acara tersebut memang sudah dipersiapkan sejak satu bulan sebelum hari H. Kegiatan pengajian akbar dengan menghadirkan penceramah KH. Ahmad Alwani dari Purworejo, Jawa Tengah.

“Acara pengajian akbar yang dihadiri oleh para santri santriwati, orang tua santri, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh ulama, serta pimpinan pondok pesantren khususnya yang ada di kecamatan Tulang Bawang Tengah “Cetusnya kembali menambahkan.

Juga turut dihadiri para tokoh ulama dari luar Tubaba, kepala kemenag Tubaba Anton Sapari, pihak pemerintah daerah, serta kapolres Tubaba yang diwakili kabag Ops Dulhapid.

Dalam penyampaiannya saat mengisi ceramah pengajian akbar KH. Ahmad Alwani dari Purworejo Jawa Tengah itu banyak menceritakan tentang sejarah. Peran Penting dan utama para santri santriwati, serta para ulama dalam perjuangan menuju kemerdekaan bangsa Indonesia.

Salah satunya dirinya mengisahkan perjalanan Douwis Douker, seorang berkebangsaan belanda yang diutus ke Indonesia untuk sengaja merusak budaya dan kesatuan bangsa Indonesia pada saat itu. Namun, setelah Douwis Douker banyak bergaul dan kenal dengan para santri santriwati dan para ulama di Indonesia, niat buruknya menjadi berubah untuk membela serta turut serta ikut menjadi plopor kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Peran para santri santriwati serta para ulama itu sangat besar dalam segala aspek kehidupan. Para ulama adalah pagar pembatas yang selalu akan mengingatkan dalam semua lini kehidupan sosial. Hal itu dapat kita buktikan dalam sejarah perjuangan para ulama yang turut serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, serta peranya dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia. Ini artinya peran ulama terutama para santri santriwati yang ada di pondok- pondok pesantren dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta menumbuhkan rasa petriotisme yang tinggi”.

“Banyak orang-orang hebat dan tokoh nasional dari dahulu hingga sekarang yang terlahir dari pondok pesantren. Seperti diantaranya tokoh pendiri Nahdatul Ulama (NU) KH. Hasyim Ashari, Tokoh sekaligus pendiri taman siswa yang merupakan Menteri Pendidikan pertama Republik Indonesia Ki. Hajar Dewantara, yang terkenal dengan ajaranya “Tut Wuri Handayani” yang artinya dibelakang memberi dorongan.

Ajaran Ki. Hajar Dewantara ada tiga yaitu “Tut Wuri Handayani, Ing Madyo Mangun Karso, Ing ngarso Sungtulodo” yang artinya dibelakang memberi dorongan, ditengah memberi motivasi, dan didepan memberi ajaran “Paparnya KH. Ahmad Alwani. (fer, can)