Budayakan Malu, Ambil Gaji Serta Sertifikasi Tanpa Kontribusi

Sumenep, Jatim| suaranasionalnews.co.id Bisa dikatakan, masa pendemi Covid 19 merupakan sebuah ujian tersendiri bagi para guru pendidik untuk menunjukkan kualitas dan profesionalitasnya, dalam peran sertanya ikut membangun bangsa dan negara.

Sesuai dengan Protokol Covid 19, semua bentuk kegiatan belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh dalam jaringan (Daring). Oleh karena itu para guru dituntut untuk mampu berinovasi, menyiasati penyampaian materi agar anak didik terlayani meskipun tanpa harus bersemuka di kelas.

Namun ada kalanya, situasi tersebut dimanfaatkan oleh para oknum guru nakal untuk berleha-leha, melupakan tanggung jawab untuk memberikan pembelajaran pada anak didiknya.

“Yang paling saya sesalkan, jika ada seorang guru lupa pada tupoksinya. Guru adalah sosok yang mendidik dan mengarahkan, melatih, mengajar, serta mengevaluasi siswa atau generasi bangsa hingga mampu bertindak secara mandiri dan berahklak mulia,” ujar Moh Hasan, selaku Kepala Sekolah di SDN Kalimook 1 Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep.

Menurutnya lagi, sosok guru harus tidak hanya cerdas secara akademik saja, akan tetapi juga harus jadi pribadi yang humanis, inovatif dan transformatif yang secara terus menerus belajar mengembangkan diri secara utuh melalui beragam pengalaman dalam teori dan praktik pembelajaran.

Bukan itu saja, Hasan tegaskan pada para guru, agar selalu mengedepankan kepentingan umum, terutamanya yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Maksimalkan diri untuk beri kontribusi pada bangsa dan negara, jangan hanya menagih gaji ataupun dana sertifikasi saja.

“Fokuskan diri untuk mengabdi pada masyarakat. Jangan hanya menagih gaji ataupun sertifikasi, apalagi sampai memanfaatkan pendemi Covid 19 hingga tidak melakukan KBM sesuai protokol Covid 19. Budayakan malu, menurut saya bukan hanya gaji buta lagi, tapi makan uang haram jika ambil gaji tanpa ada kontribusi,” tandasnya. (And)