Binter Terpadu Kodim 0827 Bersama Dr. Dody Susanto Direktur Klinik Pancasila di Unija Sumenep

Sumenep, Jatim – Binter Terpadu Kodim 0827 Sumenep kebersamaan dengan mahasiswa Universitas Wiraraja Sumenep dan Dr. Dody Susanto Direktur Klinik Pancasila dalam Seminar Kebangsaan yang bertemakan Peningkatan Wawasan Kebangsaan melalui implementasi nilai – nilai Pancasila.

Binter terpadu tersebut dilaksankan di gedung graha Wiraraja – 1 lantai III Universitas Wiraraja Sumenep Jl. Raya Sumenep Pamekasan KM. 05 Ds. Patean Kec. Batuan Kab. Sumenep, Madura – Jawa Timur. Selasa (19/11/19).

Melalui kegiatan tersebut bertujuan guna memberdayakan wilayah pertahanan melalui kegiatan binter terpadu guna memantapkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh.

Tampak hadir dalam acara tersebut Dandim 0827/ Sumenep Letkol Inf Ato Sudiatna, Dr. Dody Susanto Direktur klinik Pancasila sebagai narasumber, Rektor unija Dr. Sjaifurrachman, SH, CN, MH, Wakil Rector, Unija Nurdody Zakki SE. MSM dan para mahasiswa Unija Sumenep dari 7 vakultas dan 13 program study.

Sebelum acara pokok penyampaian dari narasumber Dr. Dody Susanto Direktur klinik Pancasila diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan hyme Universitas Wiraraja serta mars panji cendekiawan lanjut pembacaan do’a dan sambutan Dandim 0827/ Sumenep Letkol Inf Ato Sudiatna serta sambutan Rektor unija Dr. Sjaifurrachman, SH, CN, MH.

Letkol Inf Ato Sudiatna Dandim 0827 Sumenep dalam sambutannya menyampaikan, kita patut bersyukur Sumenep kedatangan seorang Guru Dr. Dody Susanto yang begitu banyak tempat, baik lingkup Militer, pendidikan (sekolah dan universitas) di berbagai daerah di Indonesia menginginkan beliau untuk hadir dan belajar namun belum bias didatangi karena padatnya jadwal beliau.

Menurutnya Dandim, Kedatangan Dr. Dody Susanto taklain untuk mengunjungi pulau Giligenting, pulau terbaik ke-2 di Dunia, sehingga dengan kedatangan beliau di Sumenep kita rayu untuk menjadi narasumber dalam acara seminar kebangsaan di Universitas wiraraja Sumenep dalam wadah pembinaan territorial terpadu yang dilakukan Kodim 0827 Sumenep.

“Terimakasih banyak kepada Bpk. Rektor Unija dan seluruh panitia dan peserta dari Unija Sumenep yang sudah memfasilitasi maksud kami dan semoga apa yang diberikan oleh Dr. Dody Susanto Direktur Klinik Pancasila nantinya dapat bermanfaat dan meningkatkan wawasan kebangsaan serta dapat mengimplementasikan nilai – nilai pancasila secara nyata, tidak hanya dibibir saja karena Pancasila merupakan dasar negara kita yang harus kita jaga sampai kapanpun dan para pemudalah yang nantinya harus menjaganya untuk bangsa dan negara Indonesia kedepan”, ungkapnya.

Sementara itu Rektor Unija Dr. Sjaifurrachman, SH, CN, MH menyampaikan, ucapan selamat datang kepada narasumber Dr. Dody Susanto direktur klinik pancasila, Dandim 0827 Sumenep dan seluruh peserta seminar kebangsaan.

“Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan nilai – nilai Pancasila, disetiap sila – sila yang terkandung dalam Pancasila menjadi makna yang dapat di praktekkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara”, ungkapnya.

Lanjut Dr. Sjaifurrachman, peningkatan dan penerapan wawasan kebagsaan sangat perlu bagi generasi muda sebagai penerus bangsa kedepan, saya yakin untuk semua mahasiswa Unija siap untuk membela Pancasila dan memperjuangkannya serta mengimplementasikan dalam kehidupan nyata, karena memang Unija lahir dan berdiri karena Pancasila.

Dalam penyampaian seminar Kebangsaan oleh Dr. Dody Susanto Direktur klinik pancasila sangat menarik baik metode penyampaian dan pengenaan sasaran sesuai tujuan wawasan kebangsaan tersebut.

Semua mahasiswa disuguhi pertanyaan dan falsafah kehidupan yang Pancasilais sehingga membuat suasana seminar dalam gedung lebih hidup dan hangat, kemudian sangat disayangkan jikalau kita atau semua yang hadir tidak bisa menerima dan menyimaknya dengan baik.

Dr. Dody Susanto sebagai narasumber menyampaikan, yang perlu kita perhatikan di era reformasi dan globalisasi salah satunya adalah tata kehidupan masyarakat yang sudah mulai berubah karena masuknya nilai-nilai baru yg lebih bersifat individual yang lebih mengedepankan kebebasan (Demokrasi).

Dimana sistem pemerintahan yang semula sentralistik berubah ke desentralistik, hal tersebut bisa dikatakan perkembangan yang positif, namun belum diikuti dengan pemahaman masyarakat dan para penyelenggara negara akan nilai – nilai Pancasila yang tercermin dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak (aktualisasi) yang belum mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila itu sendiri.

“Implementasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat dan penyelenggara Negara, nilai dasar Pancasila sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 bersifat tetap, karena terangkum tujuan dan cita-cita luhur bangsa Indonesia dalam membentuk NKRI”, ungkapnya.

Pengaruh negara asing yang dapat menyebabkan keluarnya kita dari norma agama, asusila karena penyakit mental sebekumnya tdk terselesaikan.

Menurut Dody Susanto, hal itu saja tidak cukup, diam – diam di era globalisali menghantam kita juga dengan yang namanya serangan pintar, yang dikenal dengan serangan pintar F 10.

F1 adalah makanan, karena lewat makanan kita sudah terjajah kesehatannya, seperti serangan pintar bahan pengawet pada makanan, pewarna dan rasa yang memporak porandakan kesehatan generasi muda, itu dilakukan supaya sumberdaya manusia Indonesia tidak pintar.

Karena SDM manusia Indonesia semuanya tidak pintar, rusak fisik, intelektualnya tidak cerdas akan mudah terjajah kembali lebih dahsyat daripada era kolonial.

F2 serangan pintar vak, yaitu hepy – hepy/ senag – senang, tidak ada tanggungjawab, hal ini sengaja diciptakan negara 4 musim seperti tehnelogi aiti, metsos, dunia online/ internet, yang dapat menjebak manusia Indonesia pada budaya Hidoris.

F3 serangan pintar Fantasi yaitu pornografi dan F4 dikenal dengan serangan vision yaitu gaya hidup yang berlebihan yang selalu updet.

F5 serangan pintar bion yaitu serangan cuci otak, yang mempengaruhi generasi bangsa akan dunia asing untuk melupakan budaya dan jatidiri bangsa, sehingga dapat menenggelamkan Indonesia yaitu hilangnya kebanggaan terhadap budaya bangsa dan harus memulyakan budaya asing.

F6 serangan pintar filosofi, perang idiologi karena pengaruh budaya kapitalis, budaya liberal, idiologi Komunis sehingga generasi bangsa tidak bangga dengan Pancasila.

“Bangga Pancasila, bersama anak negri gegap gembita amal Pancasila”, ajak narasumber.

F7 serangan pintar finansial, seperti lambo gini lambo gitu/beli ini beli itu, tapi dengan cara kridit dimana kondisi tidak mampu dipaksa alias besar pasak dari pada tiang, itu yang diajarkan oleh negara – negara global agar perekonomian kita hancur.

F8 serangan pintar five atau ide dan kepercayaan. Karena kita mempunyai 6 agama langit mudah sekali diserang persatuannya, dan di Indonesia tentang ilmu tentang kaidah dan aqidah tidak sama yang merupakan serangan pintar juga.

F9 dikenal dengan serangan ficion atau gesekan, Indonesia adalah bangsa yang majemuk (suku, agama, ras dan golongan) sehingga sara dapat dengan mudah menjadi pemicu

F9 serangan pintar Fares yaitu kebakaran hutan, itu disengaja oleh negara 4 musim supaya paru – paru Indonesia hancur, Indonedia mempunyai ekosistem yang besar akan rugi dengan kebakaran.

Sedangkan serangan pintar F10 itu yang menyebabkan generasi muda menderita virus negatif.

“Kita harus STOP Narkoba, obat terlarang, nikotin, SARA, terorisme, onar dan ponografi”, pungkasnya. ( Pendim 0827 )