Pemanfaatan Aplikasi Atmago Untuk Mitigasi Bencana Di Level Masyarakat Kabupaten Banyuwangi

Banyuwangi – Palang Merah Indonesia (PMI) bekerjasama dengan Atma Connect Indonesia dengan dukungan dari American Red Cross dan USAID, menyelenggarakan pelatihan untuk pelatih pemanfaatan Aplikasi Atmago untuk Mitigasi bencana di Level masyarakat di Markas PMI Kota Banyuwangi Jawa Timur, Sabtu 26/10/2019.

Bahwa salah satu upaya yang dilakukan oleh PMI Kabupaten Banyuwangi untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah melalui training jurnalisme warga. Melalui pelatihan ini, peserta belajar teknik jurnalistik dasar membuat perencanaan berita isu kebencanaan, menggali data dan menulis. Hasil tulisan kemudian dipublikasikan ke www.atmago.com sebuah aplikasi berbasis web dan android yang dikembangkan oleh Atma Connect yang dapat membantu pertukaran informasi antar masyarakat.

Kordinator program PMI Banyuwangi Ismiyati mengatakan dengan pelatihan tersebut diharapkan agar peserta mampu menjadi content creator sekaligus jurnalis warga dengan memanfaatkan aplikasi berbasis warga AtmaGo di area masing-masing. Sehingga warga ikut berperan membantu meminimalisasi risiko bencana, meningkatkan kesiapsiagaan dini, serta meningkatkan komunikasi antara masyarakat yang tinggal di wilayah berpotensi terdampak bencana.

“Ke depannya peserta harus mampu melatih kelompok dampingannya masing-masing tentang pemanfaatan aplikasi atmago dan menyebarkan informasi mitigasi bencana kepada kelompok masyarakat yang lebih luas”, tambahnya.

Sementara itu Ika Ningtyas Unggraini, fasilitator menegaskan, acara ini cukup penting untuk menumbuhkan para jurnalis warga di daerah-daerah rawan bencana. Peran jurnalis warga sudah banyak terbukti mampu menggerakkan dan merekatkan ikatan sosial di saat bencana, modal sosial paling penting dalam pemulihan pasca bencana.

Tapi tidak hanya saat bencana, jurnalisme warga bisa berperan dalam memberikan literasi dan informasi mitigasi bencana.

Aplikasi atmago juga penting karena bisa menghubungkan para jurnalis warga di seluruh nusantara. “Sehingga mereka saling bertukar informasi dan belajar dengan sesamanya,” kata dia.

Silvia Yulianti Senior Partnerships Manager Atma Connect mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya Atma Connect dalam mengubah paradigma penanganan bencana dari penanganan yang reaktif/ esponsif menjadi penanganan yang preventif yaitu dengan membuka ruang yang lebih luas terhadap kegiatan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang berbasis masyarakat.

“Melalui pemanfaatan aplikasi atmago, penanganan bencana bisa dilakukan secara bersama-sama sesuai perannya dengan melestarikan dan mengembangkan nilai gotong royong secara online,” katanya.

Peserta pelatihan merasa mendapatkan manfaat dengan pelatihan ini. Danang relawan PMI dari kelurahan Mojopangung mengatakan, dia mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya jurnalisme warga dalam upaya mitigasi bencana.

“Awalnya saya bingung apa hubungan antara bencana dengan pemanfaatan aplikasi atmago. Sekarang saya paham bahwa di tengah situasi bencana banyak informasi hoax beredar di tengah masyarakat,” kata Danang.

Menurut dia, melalui atmago, warga dan relawan dapat memproduksi berita sendiri dengan memprioritaskan informasi yang valid dan dipercaya.

Pelatihan diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari anggota SIBAT, anggota BPBD, anggota Palang Merah Remaja, Staff PMI, pengurus sekolah, radio komunitas, media lokal serta kelompok masyarakat seperti kelompok perempuan dan kelompok berbasis agama di kabupaten Banyuwangi.

Kabupaten Banyuwangi di pilih karena menjadi salah satu Kabupaten yang beresiko sangat tinggi bencana di Jawa Timur, dengan panjang pantai kurang lebih 175 km, maka untuk di Kabupaten Banyuwangi berpotensi bencana Gempa Bumi, Tsunami, Erupsi gunung berapi, Banjir Bandang dan Tanah longsor. Dengan demikian Banyuwangi butuh pengawasan lebih sensitif, pengetahuan, sikap dan tindakan adaptasi serta mitigasi terhadap bencana.

Untuk jenis kebutuhan tersebut tidak hanya wajib di miliki oleh aparat pemerintah terkait, akan tetapi seluruh pemangku kepentingan masalah kebencanaan, terutama pada warga masyarakat dan relawan kebencanaan baik yang tinggal di kawasan rentan bencana maupun daerah yang terdampak akibat kena bencana.

Di lanjutkan komentar dari Ketua LSM KOBRA DPC Daud Jhoni menghimbau,” saya apresiasikan dengan Sosialisasi Aplikasi Atmago yaitu warga bantu warga yang intinya adalah masyarakat harus punya inspirasi toleransi kebersamaan dalam upaya kita saling membantu pada sesama manusia agar kita bisa tanam kesejahteraan masyarakat bersatu padu di bawah naungan NKRI,” tutur kata Jhoni.

Harapanya insyaalloh kita selalu waspada terhadap musibah bencana dimana ada tanda – tanda kita harus peka dan tetap terjaga dalam kondisi serta situasi aman terkendali.

(Hry/team)