PERAK Sorot Penyemprotan Disinfektan Tidak Merata di Kelurahan Tetebatu

Gowa | suaranasionalnews.co.id  Viral di pemberitaan beberapa media Online terkait adanya dugaan penyemprotan disinfektan yang dipasangi tarif atau bayaran di Kelurahan Tetebatu Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Lurah Tetebatu, Rustam Siddik, SE, M.Si langsung angkat bicara menanggapi berita miring di wilayahnya.

“Kami langsung bergerak cepat mencari tahu kebenaran temuan pengaduan tersebut ke lapangan, alhasil kami sudah ketemu yang bersangkutan,” ungkapnya, Sabtu (4/4/20).

Rustam juga menjelaskan jika pihaknya sudah melakukan penyemprotan di seluruh wilayahnya secara serentak dan gratis.

“Kami tidak memungut bayaran, semua dilakukan gratis dan terlapor ke kami semua RT/RW sudah dilakukan penyemprotan dengan adanya temuan seperti ini berarti terungkap kalau ada RW yang belum sepenuhnya dilakukan di wilayahnya,” beber pria yang juga pernah menjabat Kepala Desa ini.

Sedangkan, pungutan tarif Rp 15 ribu per KK langsung ditampik Rustam Siddik. Dirinya membantah keras tidak ada pungutan dari pihak kelurahan tetebatu dan tarif Rp 15 ribu bukan dari pihaknya.

“Ini mencoreng nama saya dan Kelurahan saya, kami tidak pernah melakukan pemungutan sama sekali. Adapun oknum yang mengatasnamakan saya itu kami menduga permintaan swadaya atau partisipasi inisiatif dari mesjid sekitar yang sudah memakai dananya terlebih dahulu dan sifatnya sukarela,” katanya didampingi Ketua Karang Taruna Kelurahan Tetebatu, Dg. Kio.

Sementara itu, pengadu salah satu warga di Kecamatan Pallangga yang tinggal di BTN Reski Indah, Rahmi tetap bersikukuh kalau rumahnya tidak mendapatkan penyemprotan disinfektan gratis dan memang yang datang itu mengaku suruhan lurah.

“Setelah Pak Lurah datang kami baru tahu kalau itu orang hanya mengatasnamakan Pak Lurah. Semoga kedepannya tidak ada lagi seperti ini,” ungkapnya saat memberikan pernyataan didampingi suaminya.

Rahmi didampingi suami juga meminta maaf jika pengaduannya mendapat reaksi seperti ini.

“Intinya kami meminta maaf kalau memang orang yang datang ke rumah kami hanya mengatasnamakan Pak Lurah. Kami tak ada maksud menjatuhkan namun kami selaku warga hanya kritik membangun agar masalah seperti ini tidak muncul lagi gara-gara rumah kami tidak kebagian penyemprotan disinfektan,” imbuhnya.

Di tempat berbeda, Koordinator Divisi Pengaduan Masyarakat dan Kebijakan Publik LSM PERAK Sulawesi Selatan, Ditho Arsandy meminta peristiwa ini agar menjadi pembelajaran bagi pemerintah.

“Masalah ini muncul karena adanya rumah warga yang tidak kebagian jatah penyemprotan disinfektan dan adanya laporan ABS (asal bapak senang) dari RT/RW ternyata faktanya tidak semua ditindaklanjuti,” terang Ditho, Sabtu (4/4/20).

Ruslan berharap tidak ada oknum-oknum yang memanfaatkan dan mencari keuntungan di tengah wabah virus corona dengan jalan yang salah.

(Fajar Udin)