Banyuwangi, Jawa timur
Lagi-lagi tentang Mohari ,yang sekian lama mengurus tanah hak warisnya, Di dusun beran kelurahan kebalenan kecamatan Banyuwangi tak dapat ia raih sampai saat ini kisah ini sangat menyedihkan, Selasa 16/7/2019.
Mohari lahir pada tangal 18/ 04/1961 bertempat tinggal di dusun krajan RT01 RW02 desa Rejosari kecamatan glagah dengan Nomer Hp 082333024575, ia telah berupaya meminta hak tanah waris ayahnya yang telah di jual orang lain tampa sepengetahuannya, mulanya dia berkebun di tanah milik ayahnya, tak lama ada yang diduga mengaku itu tanah bukan milik sampean teguran itu Di sampekan oleh Adir, Di lokasi dusun beran, mengagetkan Mohari, adu mulut hingga ia terkejut melihat ada bukti kwitansi yang tertera ada tanda tangan mohari telah menjualnya, padahal Mohari tak pernah merasa menanda tangani dan bahkan menjualnya,
Selang berganti mohari melapor ke kelurahan kebalenan kecamatan banyuwangi dan menayakan ke pak lurah? Wahyu dan sekarang sudah pensiun, apa benar ini tanah ayah saya udah di jual apa sudah di miliki orang lain? dijawab pak lurah, Wahyu Mengatakan, saya gak tau ini milik sampean sesuai yang di laporkan bentuk sertifikat tanah yang sampean tuntut sudah di miliki orang lain .
Telusur demi telusur mohari menayakan kepada si pemilik sertifikat pak Imam yang atas nama istrinya Anik Purwati, S pd, saat di temui di kediaman sekolahan pak Imam selaku kepaka sekolah SMAN 1 Srono menyatakan, ya ini sudah kami beli tetapi kami hibah kan ke yayasan al uswah/ Sekolah Menengah Pertama Islam terpadu (SMPIT) Al Uswah dan sertifikat sudah saya berikan ke yayasan Al Uswah demi untuk tabungan akhirat saya kelak ,ujarnya
Dan saat di temui si pemegak sertifikat tanah di dusun beran yaitu ketua yayasan al uswah / (SMPIT) karyono menyatakan, ya betul tanah di dekat Yayasan Al Uswah/ (SMPIT) Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu, kami sudah dihibahkan ke yayasan Al Uswah karena untuk kepentingan masyarakat, dan sangat berguna untuk sekolahan kami, kalau urusan panjengan menuntut pak Mohari tuntut keluarga panjenengan kok mau ambil surat tanah yang sudah sah di sertifikat ini, kami tidak tahu urusannya yang kami tahu ini sudah di hibahkan oleh pak imam selaku kepala Sekolah SMAN 1 Srono untuk yayasan Al uswah, tegasnya ketua yayasan Al Uswah.
Mohari merinti seperti hilang akal mau menuju rumah lemas dan juga gak karuan pikirannya hingga merintih di hati Mohari berkata saat di konfirmasi sama awak media menyatakan, saya bingung mas tanah ini punya ayah saya bahkan sudah di sertifikat, saya dan adik saya ternyata di sertifikat tidak ada nama saya, bahkan saya tidak pernah tau, kenapa kok bisa jadi sertifikat ya..?
Padahal kwitansi yang ada itu saya menduga palsu, dan keluarga saya pun juga Tidak pernah merasa menjual apa lagi orang tua menanda tangani, ucapnya dengan sedih.
Lanjut Mohari mengatakan
“Saya orang awam hukum dan sebenarnya saya ingin melaporkan tentang pemalsuan data baik di kwitansi atau di akte jual beli dan bahkan sertifikat yang sudah terbit bisakah hukum membantu meluruskan dan memberikan jalan keluarnya untuk saya.
Apakah ini pencurian..??
Apakah ini penyerobotan..??
Apakah ini pemalsuan data, dan saya akan melaporkan kepada siapa ya mas..??”
Ujar mohari sambil Memegang kepalanya.
(Hry)