Oknum Agen E-Warung Keruk Laba Berlipat-Lipat,di Duga Sengaja Siapkan Sembako Dengan Mutu Dibawah Standart

Sumenep, Jatim| suaranasionalnews.co.id Guna mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat, seorang oknum pengelola/agen E-Warong di Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Sumenep, Jawa Timur diduga sengaja menyediakan Sembako yang mutu dan kualitasnya jauh dibawah dari standart Pedum Program Sembako.

Berawal atas adanya keluhan dari salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang menyebutkan bahwa mutu Sembako sangat jelek, beras bercampur menir dengan aroma yang sedikit apek. Sangat jauh dengan ketentuan Program Sembako yang mewajibkan para Agen E-Warong harus menyiapkan beras dengan kualitas medium.

“Kami tidak tahu pasti medium atau enggaknya beras Sembako yang di distribusikan. Beras yang kita terima kualitasnya jelek, dan harganya sangatlah tidak sesuai. Agen E-Warong di desa kami hanya mengejar keuntungan belaka,” tutur salah satu KPM sambil wanti-wanti agar namanya tidak ikut dipublish.

Senada dengan keterangan Zainal, TKSK untuk Kecamatan Ganding, membenarkan adanya E-Warong yang mengeluarkan beras berkualitas rendah, dengan harga diatas HET. Bersama pihak Tikor Kecamatan Ganding telah cros cek dan menegur oknum Agen E-Warong di desa tersebut. Namun, ternyata diacuhkan dan tetap mendistribusikan beras tersebut pada warga.

“Setalah saya kroscek ke toko e-Warong itu ternyata berasnya medium, sedangkan harga beras medium HET-nya maksimal Rp. 9.000 sampai Rp. 9500/Kg. Tapi ternyata disana menjual diatas itu yaitu Rp. 11.000/Kg,” jelasnya. Rabu,17/06.

Wahyudi, selalu Tikor dan Kasi Kesra di Kecamatan Ganding sangat menyesalkan tindakan oknum agen yang tidak selaras dengan upaya Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) untuk melakukan perbaikan Bantuan Sosial (Bansos) pangan bagi warga miskin agar benar-benar dapat menjamin kesejahteraan masyarakat miskin di Indonesia.

Dirinya telah menyampaikan pada oknum agen tersebut agar berasnya ditukar saja, sebab tidak sesuai dengan harganya. Dan jangan di distribusikan sebelum ditawarkan ke KPM.

Tim media juga mencoba konfirmasi pada oknum Agen e-Warong di Desa itu. Namun hanya berhasil menemui HR, orang yang bertugas menjaga kios e-Warong sekaligus istri dari oknum agen tersebut.

Yang bersangkutan tidak memberikan informasi yang jelas saat dikonfirmasi soal kualitas beras dan harga yang telah di distribusikan ke KPM, dan menyarankan agar bertanya langsung pada suaminya.

“Tunggu suami saya dulu, saya tidak tahu. Karena semua sebatas atas nama saya, dan yang mengerjakan semua tentang e-Warong adalah suami saya,” kilahnya. (And, Tiem)