Sumenep, Jatim| suaranasionalnews.co.id – Sebagaimana diketahui bersama, roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Sumenep cenderung statis tidak mengalami pergerakan yang cukup signifikan.
Menanggapi hal tersebut, Khairul Anwar ST. MT., Ketua Kadin Kabupaten Sumenep yang juga tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kab. Sumenep menjelaskan, beberapa waktu lalu pihak TPID telah melakukan riset pada kondisi perekonomian masyarakat yang cenderung terpuruk. Dan dari hasil riset tersebut dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Sumenep masih belum mampu mengatasi laju inflasi.
“TPID telah lakukan riset terkait masalah ekonomi masyarakat Sumenep, dan kesimpulannya karena tergerus inflasi,” ungkapnya.
Diterangkan pula bahwa Kabupaten Sumenep sebenarnya merupakan penghasil atau produsen dari berbagai komoditi. Akan tetapi dikarenakan tidak memiliki tekhnologi penunjang, akhirnya sirkulasi ekonomi berputar 360°, yang awalnya sebagai produsen berubah jadi konsumen.
“Sudah menjadi kebiasaan di masyarakat Sumenep, menjual/mengirim semua hasil produksinya ke luar daerah. Sehingga disaat musim lagi paceklik, terpaksa harus kembali membeli/mendatangkan dari luar daerah,” ujarnya.
Dicontohkan Khairul, saat ini Kabupaten Sumenep tengah mengalami inflasi pada komoditi ikan tongkol. Padahal Sumenep merupakan salah satu penghasil terbesar ikan tongkol di Provinsi Jawa Timur.
“Itu semua dikarenakan kita belum memiliki tekhnologi penunjang, seandainya di Sumenep ada Fasilitas Cold Storage, makan kita tidak akan pernah paceklik ikan tongkol,” pungkasnya.
Peran aktif pihak pemerintah sangat diperlukan guna atasi permasalahan tersebut. Sebenarnya di Kecamatan Dungkek telah ada Cold Storage hasil hibah dari kementerian, namun sampai saat ini tidak difungsikan secara maksimal.
“Dalam dunia bisnis, pihak pemerintah harus berfungsi sebagai ‘trigger‘. Menjadi pelatuk bagi pelaku bisnis agar makin menggalakkan usahanya. Pemerintah wajib mengakomodir kebutuhan masyarakat nya dalam meningkatkan usaha nya,” tutur Khairul. (And)